>> Jumat, 06 November 2009

KELEBIHAN RADIO DALAM MEREBUT POSISI DIHATI PENDENGAR

Oleh: Abdul Waris (DXer di Makassar/simpatisan MAPEM Club)

Radio dikenal oleh manusia dibelahan manapun dunia ini. Karena usianya yang sudah begitu lama, sehingga posisi radio sangat penting dalam seala aspek kehidupan. Dan jika kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan, benarkah radio tak dapat dimatikan oleh media informasi massa lainnya, tentu kita semua akan membenarkannya. Betapa tidak, peradaban manusia berkembang selalu diikuti pula dengan perkembangan teknologi radio, maka radio ibarat air dan peradaban itu sebagai wadahnya, sebagaimana air yang akan selalu menyesuaikan diri dengan wadahnya, maka radio senantiasa menyesuaikan diri dengan peradaban manusia.

Pendengar radio tidak perlu cemas pada stigma publik yang mengkhawatirkan kehadiran teknologi bidang elektronik di era informasi seperti televise, CD, LD, Video, computer dan bahkan internet akan menendang radio keluar dari posisinya dihati publik, karena ternyata predikisi itu tidak terbukti, dan pengalaman telah membuktkan bahwa "radio did not die, how ever."

Kesimpulan itu bukan hanya sugesti bagi para penguping radio yang resah dan gelisah akibat kekhawatiran merebaknya pemakaian elektronik canggih sebagai media penyampai informasi dan hiburan dewasa ini. Berita yang cepat dan tepat, media hiburan yang murah dan super canggih, media komunikasi yang serba instant dan terjangkau, bahkan penjelajahan alam maya dapat dinikmati dimanapun dan dalam keadaan bagaimanapun. Tetapi kelebihan radio tetap tak akan tergantikan oleh media-media canggih dan mutakhir, disebabkan beberapa hal yang menjadi ciri khas si "kotak ajaib".

Ketepatan dan kecepatan akses berita radio boleh saja disamai atau bahkan diungguli oleh media seperti internet, atau media pandang dengar yang tidak seperti tampilan layar televisi, video maupun komputer, atau interaksi langsung yang tidak seperti handphone dan internet. Tetapi radio memiliki keunggulan lain yang belum tergantikan secara utuh oleh media-media tersebut.

Pesawat penerima radio yang praktis dengan harga yang murah belum tertadingi, lebih-lebih jika dibanding dengan internet yang memerlukan peralatan serba mahal, jaringan serba rumit dan kesulitan pengoperasian. Maka radio dapat dibeli oleh siapa saja, tidak memerlukan hardware pendukung yang ruwet dan dapat dioperasikan oleh siapa saja, dimana saja dan dalam situasi bagaimanapun juga.


Mendengarkan radio (lebih-lebih siaran dari tempat yang jauh seperti radio luar negeri) mendirik pendengar untuk bersifat sabar, berjiwa ksatria dan memiliki teather of the mind. Tidak demikian halnya dengan televisi misalnya, penanyangan gambar yang terlalu cepat menjadikan sulit ditangkap oleh mata dan telinga sehingga pikiranpun tidak dapat menyimpannya terlalu lama dalam memori otak, demikian pula CD, LD, Video dan komputer yang kapasitasnya lebih terbatas dan membutuhkan kendali secara khusus untuk memahaminya, dan bahkan walau bisa diputar berulang-ulang.

Radio, dengan kombinasi yang tepat antara tuturan suara, sound effect, dan musik, akan menimbulkan imajinasi dan perhatian besar, dengan demikian mendengarkan radio sekaligus sebagai senam otak, dan hal ini penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan daya pikir dalam membentuk kreasi dan pertumbuhan daya nalar. Sesungguhnya dengan cara ini dunia dibangun dan dengan imajinasi itu pula teknologi penyiaran ditemukan dan dikembangkan, sebagaimana dialami oleh Hendrich Hertz sang penemu gelombang cahaya pada tahun 1827 dan kemudian dikembangkan menjadi gelombang radio. Demikian pula imajinasi seorang pemuda Italia yang menemukan pertama kali sistem komunikasi kabel pada tahun 1894, sampai kepada penemuan alat komunikasi nirkabel yang mewarnai kehidupan kita sekarang ini.

Peranan radio telah menorehkan jasa besar dalam sejarah peradaban umat manusia. Bila sedikit lebih jauh melihat kepada sejarah perjuangan, maka didapati bukti-bukti betapa radio memiliki kekuatan luar biasa pada masa-masa perjuangan, termasuk perjuangan kemerdekaan dan revolusi di negeri kita. Radio menjadi kekuatan kedua setelah lembaga kenegaraan (eksekutif, legislative dan Judikatif) sebagaimana yang telah tercatat dalam sejarah. Radio menjadi alat propaganda yang paling ampuh untuk membangkitkan semangat juang laskar-laskar pembela tanah air dan bahkan semangat juang rakyat di seluruh wilayah yang jika menggunakan media lain sangat sulit menjangkaunya. Dan bahkan sampai sekarang radio masih dianggap sebagai media terunggul untuk propaganda maupun sosialisasi berbagai program yang dihajatkan untuk khalayak ramai, karena dapat menyentuh sampai masyarakat yang tinggal di wilayah-wilayah terpencil, maka tak heran sampai saat ini jika terjadi konflik dan peperangan perebutan kekuasaan di suatu negara, diantara sekian banyak media massa, maka radiolah yang diincar pertama kali.

Mengapa radio dianggap begitu penting? Karena disadari atau tidak, radio tetap sebagai media terunggul dari beberapa segi, antara lain :

Pertama, siaran radio bersifat langsung, artinya suatu pesan yang ingin disampaikan hanya melalui proses yang lebih mudah dan lebih cepat, lebih efektif dan efisien. Siaran langsung tertuju ditengah-tengah masyarakat, sebagaimana telah dibuktikan oleh Bung Tomo ketika beliau membakar semangat para pemuda republic melawan tentara Jepang pada zaman revolusi.

Kedua, siaran radio tidak mengenal ruang dan waktu, artinya begitu pesan disampaikan di depan microfon, seketika itu juga dapat didengar oleh pendengar, bahkan dari tempat yang begitu jauh sekalipun, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Chaerul Saleh, Sakti Alamsyah dan lain-lain ketika menyebarluaskan pengumuman proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

Ketiga, berbagai daya tarik dari siaran radio, seperti kombinasi unsure-unsur suara, musik, sound effect dan lain-lain. Begitu pula dengan tingkat kepraktisan dan harga yang murah sebagaimana telah diuraikan diatas.

Dibalik keunggulan-keunggulan tersebut, masih ada faktor yang sangat menentukan agar siaran radio tetap menarik dan menempati posisi yang kokoh dihati publik yaitu program, format dan ragam acara, cara menyampaikan pesan dan interaksi dengan pendengar. Nah yang ini adalah tugas dari penyiar, teknisi dan pemutus kebijakan masing-masing penyelenggara siaran. Yang pasti, radio memang tak ada matinya……..

0 komentar:

Tentang Blog Ini

Salah satu dari dua blog MAPEM Club (Klub Pendengar Radio dan Sahabat Online Indonesia)
http://mapem-atensi.blogspot.com
http://mapem-club.org

Lorem Ipsum

  © Free Blogger Templates Wild Birds by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP