Temu Pendengar Solo 2008
>> Sabtu, 21 November 2009
(Laporan Perwakilan MAPEM Club
Temu Pendengar Solo 2008
Perjalanan Melalahkan Yang Mengasyikkan
Selamat jumpa dengan Surat Dari Perwakilan MAPEM Club Malang, semoga semua temanteman tetap sehat walafiat dan mau membaca cerita pengalaman menghadiri Temu Pendengar Solo 2008. Walau agak terlambat, tetapi saya berusaha menyisihkan waktu untuk menulis
Temu pendengar Solo dirancang usai Temu Pendengar dan Penyiar Radio Singapura Internasional di Yogyakarta tahun lalu. Tim pun dibentuk untuk acara ini (baca ATENSI 126/Mei 2007), dan Alhamdulillah rencana itu dapat diwujudkan pada akhir Juni ini.
Perjalanan yang cukup melelahkan, begitu kesan singkat saya. Saya bersama istri dan anak sebagai wakil MAPEM Club menghadiri Temu Pendengar Solo berangkat dari
Sebagai gambaran, Wisma INRI terletak di lereng bukit, dihiasi dengan keasrian pemandangan pedesaan yang menyejukkan, alami karena belum terjamah suasana komodernan yang penuh hiruk pikuk dan polusi. Wisma ini cukup megah dan halamannya luas. Kamarnya sekitar 60 dengan penampilan yang indah dan tradisional. Cocok untuk beristirahat disaat liburan bersama keluarga.
Sepagi itu, di Wisma INRI sudah banyak temanteman yang dating, bahkan sudah sejak sehari sebelumnya. Mas Aloysius HM yang tak pernah ketinggalan dalam berbagai pertemuan sudah ada disana, kemudian pendengar dan sekaligus anggota MC dari
Cuaca pagi yang dingin ditambah dengan tubuh yang letih karena jauhnya perjalanan membuat kami kepengin mandai air panas. Nyamannya air panas Wisma INRI membantu memulihkan stamina sehingga dapat dengan riang menyambut terbitnya matahari.
Keakraban mulai timbul ketika satu persatu pendengar dating dari berbagai daerah dan bahkan luar negeri. Rully dan suaminya dating langsung dari Kanada, kemudian Hendrik dan Nike, Dwi Budi Rahardjo, Herbert Sunu Budihardjo, Nano SA, Suryanto, Kustiyono, Sugeng Santoso dari Surabaya, Alwi Hasan, Amir Latif dan Ny. Sophia Aziz Taba dari
Sebagai pendengar RLN, kedatangan Kepala Seksi Indonesia Ranesi Mr. Jean Van de Kock merupakan kenangan tersendiri. Beliau datang ditemani dua rekannya dari
Solo 28-29 Juni 2008
Acara dimulai pada jam 11 siang dengan pembukaan oleh rekan Dessi dan Ketua Panitia, Hendrik. Dilanjutkan dengan perkenalan semua peserta satu persatu.
Jean Van de Kock juga menghimbau kepada stasiun radio lokal yang ingin bekerja sama sebagai radio mitra dapat menghubungi perwakilan Ranesi di Jakarta, Jl. Borobudur 1A
Sore harinya, bersamaan dengan Jean Van de Kock meninggalkan lokasi Temu Pendengar, acara dihentikan sejenak untuk peserta beristirahat dan bersantai ria.
Malam hari, mulai jam 18.30 acara dilanjutkan dengan api unggun di teras Wisma sambil bakerbakar jagung. Diselingi dengan acara kuis/game yang sangat meriah, lucu dan penuh gelak tawa. Games yang sangat menghibur dan penuh keakraban. Acara selesai pada jam 20.30, dilanjutkan dengan acara istirahat, yang sudah ngantuk silakan tidur, yang ingin bincang-bincang santai silakan juga, kata panitia.
Hari kedua pun tiba, sambil menunggu kehadiran Kak Hidayat Djajamihardja dan istri, berbagai macam lah dilakukan pendengar.
"Radio
"Dalam rencana jangka panjang, harus diakui bahwa peranan siaran gelombang pendek akan sedikit demi sedikit bergeser. Kita tidak tahu nasib siaran SW 10 atau 20 tahun mendatang. Tetapi RASI akan tetap eksis dalam suasana bagaimanapun, walau tidak melalui SW tetapi mungkin melalui internet atau siaran satelit.," tandas Kak Hidayat. Selanjutnya dikatakan, "dengan lebih dari 1000 pulau,
Keberadaan RASI sekarang tak lepas dari keterbatasan sumber daya dan dana, namun dimasa depan RASI akan berusaha meningkatkan pelayanan kepada pendengarnya. Demikian akhir pertemuan dengan Kak Hidayat yang kemudian meninggalkan lokasi sekitar jam 11.30 untuk meneruskan perjalanan ke
Acara dilanjutkan dengan mengunjungi tempat wisata Tawang Mangu menggunakan bis. Jarak lokasi ini dengan Wisma INRIsekitar 9 kilometer, dengan perjalanan yang berliku-liku, melelahkan namun sangat menggembirakan. Pemandangan yang indah dan alami yang disuguhkan alam sekitar Tawang Mangu menambah semaraknya perjalanan ini, walaupun jalan yang dilalui tidak dapat dikatakan mudah.
Jam 12.40 peserta kembali ke Wisma INRI untuk mengikuti acara penutup. Setelah makan siang, peserta lalu saling berjabat tangan menjelang perpisahan. Namun sebelum acara benar-benar ditutup, tercetus ah ide untuk mengadakan pertemuan serupa dua tahun mendatang yang direncanakan dilaksanakan di
(Setyo Budiono 2008)
0 komentar:
Posting Komentar